animasi bergerak gif
My Widget

Pages

Jumat, 27 Oktober 2017

Kumpulan Puisi Menyentuh


 Abadi dalam Doa
Susi Wulandari

Indah permata di pelupuk mata
Ku pandang dengan penuh cinta
Aku sempat bahagia
Karena pernah memilikinya
Merpati biarlah terbang
Mawar biarlah layu
Sudah lelah ku bertahan
Melawan malaikat yang slalu bersamaku
Kisah ini terlalu sendu
Kita berpisah karena restu
Setidaknya aku pernah bahagia
Dulu kala dunia hanya milik kita
Kini tlah ku lebur semua rasa
Biarlah abadi dalam doa
Aku sudah merelakan
Rasa yang dulu ada kini tlah ku hilangkan
Lebih baik kita saling mengikhlaskan
abadikan kisah kita dengan saling mendoakan


Alamat Celaka
Susi Wulandari

Aku seperti terkutuk
Dalam takdir kehidupan yang fana
Aku lelah, bahuku tak lagi kokoh
Anak istriku oh menapa kita harus ada
Bukankah dunia ini terlalu dusta
Dulu ku kira dunia ini indah
Dulu ku kira dunia ini laksana surga
Nyatanya aku disini sengsara
Bahkan untuk dapat terus bernyawa
Aku harus buruh membanting tulang
Rasanya ingin ku akhiri ini semua
Aku ingin ke surga
Sebab tak ku duga sebelumnya
Pilihan untuk hidup di dunia
Hanyalah pilihan celaka
Andai dari dulu ku tak ada di dunia
Pasti aku tak akam nestapa
Oh Sang Pencipta
Mungkinkah aku kurang meratap dan berdoa
Hingga kini aku tak bahagia
Kalbu Ibu
Susi Wulandari

Teruntuk buah hatiku
Kini kau mulai mengerti kehidupan
Keras dan tanpa ada belas kasihan
Anakku...
Jika kau tlah dewasa
Jangan pernah kau buatku kecewa
Sebait doa slalu ku panjatkan pada Tuhan
Agar kau menjadi insan budiman
Betapa berharganya engkau
Engkau tlah memberi makna
Kala sajak mulai kehilangan nyawa
Serangkaian pesan untuk anakku
Jadilah kau permata yang indah
Jangan sia siakan hidup ini
Karena hidup adalah skenario Sang Pencipta
Teruslah berjuang hingga titik akhir cerita
Perjuangkan hidupmu hingga kau hidup bahagia



Rinduku yang Pilu
Susi Wulandari

Ingatkah kau saat pertama kita saling menatap
Membuat jantungku seolah ingin menetap
Tak usah lagi kau beri aku senyuman
Kerana itu akan menjadi ombak kerinduan
Kau adalah orang yang slalu ku nanti
Di kala senja di dermaga yang sama
Kau adalah orang yang slalu ku damba
Mengapa kini kau entah kemana
Aku disini dengan rasa yang sama
Di terpa badai kesepian
Sampai embun pagi tlah hadir kembali
Namun nampaknya kau tlah hidup bahagia
Penantianku berujung sia-sia
Kau tlah bersanding dengan makhluk jelita
Aku harus ikhlas menerima
Biar hujan beri aku pelajaran
Jatuh tanpa meminta bantuan
Mengalir ikhlas ke muara lautan
Menikmatu semua saat berada di jalan kehidupan

Kembali ke Tuhan
Susi Wulandari

Aku terlahir ke dunia fana
Rasanya hampa tak berwarna
Senyum hanyalah untuk menutupi luka dunia
Tawa untuk melupakan semua dosa
Laksana senja kelihangan sang surya
Begitu pula hidup tanpa arah dan dusta
Lentera cahaya doa
Sayup - sayup mulai ku agungkan
Meminta petunjuk dari Tuhan
Aku hanyalah hamba yang nantinya hidup dibawah nisan
Hidup tak bisa jauh dari doa dan belas kasihan Tuhan
Tak ada yang bisa ku sombongkan
Semua yang ku miliki hanyalah titipan
Biar aku lalui hidup dengan sederhana
Ku lalui hidup dengan banyak doa
Semoga terlebur semua dosa
Sebab tujuan hidup adalah untuk ke surga



Hanya Kepada-Mu
Della Agustin Setyaningrum

Aku berada diruang gelap dan pekat
Terombang ambing dilautan kegelapan
Ditemani sepi sunyi dan kehampaan
Mengemis cahaya melalui lantunan doa
Menerima setiap takdir yang kau gariskan
Batu rintangan terus saja menghantam jalanku
Menyayat nyayat jiwa dan raga
Tak sedikit tinta berlumuran dosa berceceran
Menyisakan penyesalan yang teramat dalam
Tanpamu aku hanyalah jiwa yang tak bertuan
Merasa kosong tak berpemilik
Hanya kepadamu aku kembali
Hanya kepadamu aku mengabdi
Tunjukkan aku jalan lurusmu agar aku tak tersesat di dunia yang fana


Aku dan Kau di Masa Lalu
Della Agustin Setyaningrum

Aku dan kau pernah berada di hitam kelam kehidupan
Menghirup hiruk pikuk udara yang menyesakkan dada
Kita pernah merasa tersiksa oleh keadaan
Mencoba berbagi rasa lewat kata
Saling menguatkan ketika dunia bersikap begitu kejam
Biarlah janji kita membusuk
Biarlah jiwaku tetap hitam terluka
Tak apa hatiku tergores asal itu kau aku tak mengapa
Coretan hitam yang kau toreh di lembar hidupku takan terhapus
Saat itu kita masih remaja
Bukan salahmu atau salahku
Hanya saja waktu tak berpihak
Kau dan aku tak apa pernah terluka
Karangpun semakin kuat  walau tersakiti  berulang kali oleh ombak
Sama halnya kita akan semakin kuat ketika  tersakiti
Tak perlu kau atau aku yang mengobati
Biarlah waktu yang akan menyembuhkan luka
Agar kau dan aku tetap kuat hidup di masa depan dengan kepingan yang tersisa


Tergantikan
Della Agustin Setyaningrum

Sang surya perlahan meredup tanpa sebab tanpa alasan
Aku tak pernah  menanyakan alasannya
Karena kutau segala sesuatu memang akan begitu
Disini ditempat yang sama aku menikmatinya
Duduk menikmati senja
Ditemani sepoi sepoi angin
Ditemani deburan gelombang
Ditemani indahnya sunset yang perlahan mulai redup dan hilang kemudian digantikan bulan
Sama halnya aku yang telah hilang dihatimu dan terganti dengan yang lebih terang
Aku tidak apa apa
Biarlah segalanya berubah dan terganti
Tak ada yang abadi kecuali perubahan
Bila masanya tiba aku juga begitu menghilangkanmu dan menggantikanmu

 Tinggal Janji
Della Agustin Setyaningrum

Kau yang dulu pernah berjanji
Tahukah kau aku menunggu
Kemudian  Aku terluka melihatmu yang menginjak janjimu sendiri
Kau membiarkan janjimu terbang begitu saja
Ingatkah kau?
Katamu kau mau memberiku kehidupan
Katamu kau mau merawatku
Katamu kau mau menyatuniku
Katamu kau mau memberiku kemakmuran
Katamu kau mau memberiku kesejahteraan
Mana kutanya sekarang mana kata katamu itu?
Aku menderita dalam kehidupan ini
Dan kau tertawa dengan nyaman di kursimu
Enakkah disitu? Senangkah disitu?
Coba coba kau rasakan jadi aku disini tertawa pun sakit rasanya
Apalagi mengingat kata katamu yang tak berwujud itu



Jeritan Alam
Della Agustin Setyaningrum

Aku harus bagiamana
Aku memberimu nafas kau malah berniat menghilangkan aku
Aku memberimu kenyamanan kau  malah mengusikku
Aku memberimu pemandangan hijau kau malah memotongku
Aku memberimu energi kau malah menghabisiku
Harus ku beri apa untukmu agar aku dan kau tetap berdampingan
Kau ingin apa dariku
Masih kurangkah semua yng ku beri padamu
Kau ingin aku memberi tumpukan tanah dari tebing ya?
Atau kau ingin aku memberi air yang bisa menenggelamkanmu
Agar  kau sadar siapa aku
Aku yang membantu hidupmu
 Hey tapi kau menyakitiku berulang kali
Inika ucapan terima kasih mu?
Aku selalu berusaha berdiri tegak untukmu
Untuk kau semua namun kau malah membuatku tumbang
Aku harus bagaimana biar kau mengerti
Kau butuh aku bukan aku butuh kamu
Berbaiklah padaku rawatlah aku maka akan ku beri segala yang kau butuh tanpa perlu kau minta
Bagaimana senangkah kau , puaskah kau ?
Kau dapat segalanya , aku hanya ingin berbagi


TERINGAT LAGI
Ganang Dwi Hadmodjo

Dikala kesunyian malam
Ku coba tuk mengingatmu lagi
Wajahmu senyumanmu tatapanmu
Masih saja tengingat jelas masa itu
Saat kau memegang tanganku
Aku merasa istimewa
Saat kau mengucapkan kata dengan senyumu
Hidupku sempurna
Maaf telah kugoreskan luka dihatimu
Hingga semuanya kuhancurkan
Maaf telah kuracuni kesempurnaan dengan keegoisanku
Semua telah berlalu
Selamat tinggal kasih
Selamat tinggal


SAHABAT
Ganang Dwi Hadmodjo

Teruntuk sahabat-sahabatku
Tertawa menangis kita saling melengkapi
Menjadi sebuah memori
Yang takkan mungkin kulupakan
Hingga saatnya kita berbeda arah
Untuk meraih masa depan
Selamat berjuang sahabat
Capailah cita-citamu


KAMU MALAIKAT
Ganang Dwi Hadmodjo

Saat ku coba menjalin cinta denganmu
Engkau selalu mengalah
Saat ku menyakitimu
Engkaupun selalu sabar
Hingga kucoba untuk menduakanmu
Kaupun masih bersabar
Kuputuskan untuk meninggalkanmu
Kulihat kau teteskan air mata
Bahkan aku kembali padamu
Engkau selalu membuka pintu untukku
Akhirnya kusadari bahwa engkau seperti malaikat
Tapi maaf cintaku bukan untukmu



INGAT AKU
Ganang Dwi Hadmodjo

Tolong tolong  ingat aku
Aku sudah mati
Aku pahlawan negri ini
Dengarkan aku
Kupertaruhkan darahku untuk pendidikan
Kupertaruhkan nyawaku untuk keadilan
Jangan kau coret coret seragammu hanya karna kelulusan
Bahkan kalian tak ingat bagaimana perjuanganku dulu


PEJUANG MASA DEPAN
Ganang Dwi Hadmodjo

Keringatku usahaku masa depanku
Aku hanya pejuang masa depan
Mereka bilang aku harus bersabar
Bahkan aku lebih dari sabar
Habis waktuku untuk mencari ilmu
Menjadi siswa mahasiswa sampai pengangguran
Mana masa depanku ?
Aku harus bagaimana ?
Aku sudah berusaha
Aku sudah berdoa
Aku sudah bersabar
Aku hanya ingin mengeluh kesah malangnya hiduku
Siapa yang aku salahkan ?
Pemerintah ? Tuhan? Atau aku sendiri?
Masa depanku habis
Waktuku habis aku sudah muak

1 komentar:

 
Copyright 2012 KISAH SEMESTER TUA. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates