animasi bergerak gif
My Widget

Pages

Rabu, 01 November 2017

ILMU PERBANDINGAN BAHASA DAERAH - BAHASA BANJAR -




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bahasa Banjar adalah sebuah bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Melayik yang dipertuturkan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan, Indonesia, sebagai bahasa ibu. Bahasa Banjar termasuk kelompok Bahasa Melayu Lokal Borneo Timur. Bahasa Banjar termasuk dalam daftar bahasa dominan di Indonesia.
Di tanah asalnya di Kalimantan Selatan, bahasa Banjar yang merupakan bahasa sastra lisan terbagi menjadi dua dialek besar yaitu Banjar Kuala dan Banjar Hulu. Sebelum dikenal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, pada zaman dahulu apabila berpidato, menulis atau mengarang orang Banjar menggunakan bahasa Melayu Banjar dengan menggunakan aksara Arab. Tulisan atau huruf yang digunakan umumnya huruf atau tulisan Arab gundul dengan bahasa tulis bahasa Melayu (versi Banjar).
Pemakaian bahasa Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari di Kalimantan Selatan dan sekitarnya lebih dominan dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Berbagai suku di Kalimantan Selatan dan sekitarnya berusaha menguasai bahasa Banjar, sehingga dapat pula kita jumpai bahasa Banjar yang diucapkan dengan logat Jawa atau Madura yang masih terasa kental seperti yang kita jumpai di kota Banjarmasin.
Bahasa Banjar banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa dan bahasa-bahasa Dayak. Kesamaan leksikal bahasa Banjar terhadap bahasa lainnya yaitu 73% dengan bahasa Indonesia [ind], 66% dengan bahasa Tamuan (Malayic Dayak), 45% dengan bahasa Bakumpai [bkr], 35% dengan bahasa Ngaju [nij]. Hasil penelitian Wurm dan Willson (1975), hubungan kekerabatan antara Bahasa Melayu dan Bahasa Banjar mencapai angka 85 persen.             Adapun kekerabatan dengan bahasa Maanyan sekitar 32 % dan dengan bahasa Ngaju 39 %, berdasarkan penelitian Zaini HD1. Bahasa Banjar mempunyai hubungan dengan bahasa yang digunakan suku Kedayan (sebuah dialek dalam bahasa Brunei) yang terpisahkan selama 400 tahun dan bahasa Banjar sering pula disebut Bahasa Melayu Banjar. Dalam perkembangannya, bahasa Banjar ditengarai mengalami kontaminasi dari intervensi bahasa Indonesia dan bahasa asing.Bahasa Banjar berada dalam kategori cukup aman dari kepunahan karena masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Banjar maupun oleh pendatang.
Kelompok kami memilih lagu “Ampar Ampar Pisang dan Sapu Tangan  Babuncu Ampat” yang merupakan lagu berasal Banjar asli ini. Alasan kelompok  kami memilih  bahasa Banjar karena bahasanya dominan Indonesia dan mudah untuk dipahami. Kami juga sudah mempunyai analisis daftar kosa kata yang sudah diterjemahkan dalam bahasa banjar hal tersebut membantu kami dalam menganalisis sistem fonologi, morfologi dan sintaksis.
1.2.Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah bahasa Banjar ?
2.      Apa saja unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam lagu Ampar-ampar Pisang dan Sapu Tangan Babuncu Ampat ?
3.      Bagaimana sistem fonologi bahasa Banjar ?
4.      Bagaimana sistem morfologi bahasa Banjar ?
5.      Bagaimana sistem sintaksis bahasa Banjar ?
6.      Bagaimana kekerabatan bahasa Banjar dengan bahasa lainnya di nusantara ?
1.3.Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, kami merumuskan tujuan sebagai berikut :
1.      Mengemukakan sejarah bahasa banjar
2.      Menganalisis lagu daerah banjar
3.      Menganalisis sistem fonologi bahasa Banjar
4.      Menganalisis sistem morfologi Banjar
5.      Menganalisis sistem sintaksis bahasa Banjar
6.      Menganalisis kekerabatan bahasa Banjar dengan bahasa laiannya di nusantara



Peta persebaran bahasa Banjar

2.      SISTEM FONOLOGI
a.      Fonem Bahasa
Jumlah fonem bahasa Banjar ada 26  terdiri atas 21 fonem konsonan dan 5  fonem vokal. Dalam bahasa Banjar tidak ada F, Q, V karena F dan V masuk ke P, dan Q masuk ke K, dan Z masuk ke abjad S
No

AWAL
TENGAH
AKHIR
1
Ay [ai]
Ayan
Payu
Waday/wadai
2
Aw [au]
Awak
Sawrang
Jagaw
3
Uy [ui]
Uyah
Kuitan
Tutuy/tutui
4
Ng
Ngalih
Tangguh
Lading
5
Ny
Nyanya
Hanyar

6
A
Asa
Walu
Lima
7
B
Bulas
Bibir

8
C
Cikang
Bancir

9
D
Dua
Dada

10
E
Estenewa
Tembok
Sete
11
G
Gigi
Lengan
Muntung
12
H
Halalah
Maitihi
Limangpuluh
13
I
Idangan
Kustila
Kumpai
14
J
Jajak
Bujur

15
K
Kapala
Sakali
Nyamuk
16
L
Limangwalas
Talungpuluh
Ganal
17
M
Mancuir
Lamari
Dandam
18
N
Nginum
Kandang
Kaluyuran
19
O
Otang
Longor
Soto
20
P
Parut
Pipi
Handap
21
R
Rindang
Warik
Cangkir
22
S
Sawah
Kustila
Kukus
23
T
Tangan
Batis
Pusat
24
U
Umur
Gulu
Talu
25
W
Walu
Sawalas
Landaw
26
Y
Yato
Bakuyung
Kubuy





























/e/,/a/
/Empat/ [ampat]
/Enam/ [anam]
/Sepuluh/ [sapuluh]
/Kepala/ [kapala]
/Telinga/ [talinga]
/Belalang/ [balalang]
/Perut/ [parut]
/r/ /t/
/Pusar/ [pusat]
/Cicak/ [cacak]
/r/  /k/
/Luar/ [luak]
/e/ /i/
/Segar/ [sigar]





3.      SISTEM MORFOLOGI
Perbandingan bahasa Banjar  dengan bahasa Indonesia dalam bentuk Morfologi
Pembahasan yang pertama menyangkut perbedaan yang berkaitan dengn aspek afiksasi, reduplikasi, komposisi (pemajemukan) bahan aspek morfofonemiknya. Dari beberapa contoh bahasa Banjar dapat dilihat perbedaan afiksasi jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Misalnya, bajalan ‘berjalan’, terjatuh ‘talimbah’, melihat ‘maitihi’.
Prefiks {ber-} dalam bahasa Indonesia akan mengalami perubahan fonem /e/ menjadi /a/ dan pelesapan fonem /r/ sehingga prefiks {ber-} dalam bahasa Banjar menjadi {ba-}.
{ber-} + jalan = berjalan à {ba-} + jalan = bajalan
{ber-} + baring = berbaring à {ba-} + rabah = barabah
{ber-} + renang = berenang à {ba-} + kuyung = bakuyung
{ber-} + jumpa = berjumpa à {ba-} + tamu = batamu
Prefiks {ter-} dalam bahasa Indonesia akan mengalami perubahan fonem /e/ menjadi /a/ dan pelesapan fonem /r/ sehingga prefiks {ter-} dalam bahasa Banjar menjadi {ta-}.
{ter-} + jatuh = terjatuh à {ta-} + limbah = talimbah
{ter-} + tawa = tertawa  à {ta-} + tawa = tatawa
Prefiks {meN-} dalam bahasa Indonesia akan mengalami perubahan fonem /e/ menjadi /a/ sehingga prefiks {me-} dalam bahasa Banjar menjadi {ma-}. Nasalisasi dalam bahasa Minangkabau sama halnya dengan nasalisasi dalam bahasa Indonesia.
{me-} à {ma-}
{me-} + lihat = melihat à {ma-} + itihi = maitihi
{me-} + lempar = melempar à {ma-} + haput = mah
Korespondesi
·         Belas = Walas
Sebelas : sawalas
Dua belas : Duawalas
Tiga belas : Taluwalas
Empat belas : Ampatwalas
Lima belas : Limawalas
·         E=A
Empat : ampat
Enam : anam
·         Ke = Ka
Kepala : Kapala
·         Te = Ta
Telinga : Talinga
Tebang : tabang
·         Pe = pa
Perut : Parut


4.      SISTEM SINTAKSIS
Pola kalimat dalam bahasa Banjar adalah (SPO).
Contoh kalimat
“Aku muar lawan ikam “ (aku benci kamu)

Pola kalimat dalam bahasa Banjar adalah (SPOK)
“Inya bisi sepatu hanyar” (dia punya sepatu baru) .
    
Bahasa banjar  dengan bahasa minang berasal dari bahasa induk yang sama karena terdapat kata yang berkerabat. Contoh kata  dua  dalam bahasa banjar dan duo dalam bahasa minang artinya dua dalam bahasa Indonesia, ampat  dalam bahasa banjar dan ampek dalam bahasa minang artinya empat dalam bahasa Indonesia, lima dalam bahasa banjar dan limo dalam bahasa minang artinya lima dalam bahasa Indonesia, anam dalam bahasa banjar dan anam dalam bahasa minang artinya enam dalam bahasa Indonesia.


AMPAR AMPAR PISANG
Ampar-ampar pisang, pisangnya belum masak
Masak Sabigi dihurung bari-bari
Manggalepak-manggalepok
Patah kayu bengkok, bengkok dimakan api
Apinya cangcurupan
Jari kaki sintak dahulu akan masak
Mangga ricak mangga ricok
Patah kayu bengkok
Tanduk sapi tanduk sapi, kulibir bawang
Nang mana batis kutung
Dikitip bidawang
Artinya
Susun-susun pisang, pisangku belum masak
Masak sebutir (sebuah), dipenuhi bari-bari*
Manggalepak, manggalepok (bunyi dahan/kayu yang patah)
Patah kayu yang bengkok, yang bengkok dilalap api
Apinya hampir padam
Siapa kaki yang buntung, berarti dimakan oleh bidawang**
Mangaricak, mangaricak (bunyi kayu yang patah diseruduk sapi)
Patah kayu yang bengkok
Diseruduk sapi, diseruduk sapi, kulit bawang
 



SAPUTANGAN BABUNCU AMPAT
Saputangan babuncu ampat
Sabuncunya dimakan api
Dimakan api
Tabang bamban jangan diparit
'Mun diparit buang ka sumur
Buang ka sumur
Luka nang di tangan, Kawa dibabat
Luka nang di hati, hancur sakali
Rindang pang dandam
Jangan diharit
Lamun diharit
Mambawa umur
Artinya
Saputangan berujung empat
Satu ujungnya dilahap api
Dilahap api
Tebang (pohon) bamban jangan diparit
Kalau diparit buang ke sumur
Luka di tangan , bisa dibalut
Luka di dalam hati sakit sekali
Dendam di rindang
Jangan disimpan
Kalau disimpan
Membawa usia

 
Makna perkata
AMPAR-AMPAR PISANG
Bahasa Banjar
Bahasa Indonesia
Ampar
Susun-susun
Pisang
Pisang
Belum
Belum
Masak
Masak
Sabigi
Sebuah/sebiji
Dihurung
Dipenuhi
Bari-bari
Bari-bari
Manggalepak-manggalepok
(Bunyi dahan kayu yang patah)
Patah
Patah
Kayu
Kayu
Bengkok
Bengkok
Dimakan
Dilahap
Api
Api
Cangcurupan
Hampir padam
Jari
Jari
Kaki
Kaki
Sintak

Dahulu
Dahulu
Akan
Akan
Masak
Masak
Mangga ricak mangga ricok
(bunyi kayu patah yang diseruduk sapi)
Patah
Patah
Kayu
Kayu
Bengkok
Bengkok
Tanduk
Tanduk
Sapi
Sapi
Kulibir
Kulit
Bawang
Bawang
Nang
Di
Mana
Mana
Batis
Kaki
Kutung
Buntung
Dikitip
Digigit
Bidawang
Bidawang




SAPUTANGAN BABUNCU AMPAT
Bahasa Banjar
Bahasa Indonesia
Saputangan
Saputangan
Babuncu
Berujung
Ampat
Empat
Dimakan
Dilahap
Api
Api
Tabang
Tebang
Bamban
(pohon) bamban
Jangan
Jangan
Diparit
Parit
'Mun
Kalau
Buang
Baung
Ka
Ke
Sumur
Sumur
Luka
Luka
Nang
Di
Di tangan
Ditangan
Kawa
Bisa
Dibabat
Dibalut
Hati
Hati
Hancur
Hancur
Sakali
Sekali
Rindang
Rindang
Pang
Di
Dandam
Dendam
Jangan
Jangan
Diharit
Disimpan
Lamun
Kalau
Umur
Usia
Mambawa
Membawa


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2012 KISAH SEMESTER TUA. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates